Masya Allah Salut! Bapak Driver Gojek Ini Rela Mengurus "126 Santri" Seorang Diri, Siapa Sangka Pas Tahu "Kehidupannya" Kamu Pasti Bercucuran Air Mata!

Masya Allah Salut! Bapak Driver Gojek Ini Rela Mengurus "126 Santri" Seorang Diri, Siapa Sangka Pas Tahu "Kehidupannya" Kamu Pasti Bercucuran Air Mata!

Tuntutan hidup yang makin berat banyak membuat orang rela melakukan pekerjaan apapun demi membiayai hidupnya. Di Indonesia sendiri tak terhitung jumlah orang yang rela menjadi driver ojek online. Kebanyakan dari mereka berusaha mencari uang untuk kebutuhan pribadi, anak dan istrinya, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh bapak bernama Endang Irawan.

Pria yang kerap disapa dengan Bang Soplo ini tidak hanya bekerja sebagai driver Gojek demi keluarganya saja, dia juga menghidupi 126 santriwati yang ia asuh. Hebatnya, ia secara sukarela melakukan hal tersebut tanpa paksaan. Kisah hidupnya yang sederhana banyak memberi manfaat bagi kita semua. Lalu seperti apa kesederhanaan hidup pak Endang, kita simak di bawah ini:

1. Pimpinan Pesantren yang hidup sederhana
Bapak Endang memiliki sebuah pesantren di wilayah Bogor. Ia adalah Kiyai sekaligus pimpinan pesantren tersebut, meskipun begitu Pak Endang hidup dengan sangat sederhana. Bahkan beliau tidak ingin dikenal oleh banyak orang "Saya sedang belajar ilmu agar tak dikenal orang." begitulah yang ia ucapkan "Orang tidak ada yang menyangka saya ketua pembina pondok pesantren. Tapi kalau saudara-saudara ke sana, melihat santri cium tangan sama saya, baru percaya," katanya.

2. Banting tulang untuk biayai anak yatim
Sebelum menjadi driver Gojek, Endang pernah mencoba segala macam pekerjaan. Ia pernah bekerja sebagai mekanik elektrik di luar pulau Jawa selama 8 bulan sekali dia baru boleh diizinkan untuk pulang, dengan berlakunya hal tersebut membuat dia merasa sulit untuk mengontrol dan melihat keadaan santrinya. oleh karena itu dia lebi memilih keluar, belum lagi pendapatan sebelumnya yang hanya 800 ribu membuat pak Endang merasa uangnya tak cukup membiayai keperluan santrinya. Setelah beralih profesi menjadi driver gojek, Endang merasa lebih luas dan nyaman. Selain bisa terus mengurus pondok pesantren, ia juga bisa membiayai anak yatim yang ingin belajar namun tidak mampu dari segi materi, membiayai penuh anak rekan sesama mitra gojek yang sudah meninggal dalam bertugas. Pesantren yang dulunya hanya dari bilik bambu pun sekarang perlahan dibangun dan menjadi lebih layak.

3. Dari Makan hingga membelikan pembalut santriwati
Pondok pesantren Nurul Iman yang ia asuh sebenarnya sudah berdiri sejak 12 tahun lalu, namun baru bisa berkembang setelah ia pindah profesi menjadi driver Gojek. Pondok pesantren tersebut juga tidak strategis tempatnya, sehingga menuntut Endang untuk melakukan segala hal yang diperlukan oleh santriwatinya. "Bahkan hingga pembalut dan obat-obatan juga saya yang beli. Karena kan pondok ini adanya di atas gunung, jadinya kasihan kalau mereka sakit atau apa harus turun gunung sendiri," jelasnya. Mungkin hal ini tidak akan dilakukan oleh ustadz manapun juga, tapi Endang mengaku tidak keberatan dengan melakukan hal tersebut.

4. Kebaikan hati yang ikhlas tanpa meminta balas budi

Endang tidak hanya berbaik hati untuk membiayai penuh santri yang yatim dan fakir, serta mereka yang tidak mampu saja. Terkadang ia memberi uang jajan kepada para santri sehingga bisa membeli habis jualan yang lewat di depan pondok pesantrennya, dari tukang bakso hingga penjual gorengan. Semua hal tersebut ia lakukan tanpa mengharapkan imbalan.

Namun Tuhan tidak tidur, dan setiap kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan cara yang di luar dugaan. Pak Endang menceritakan, setiap ia bekerja selalu ada saja penumpang yang memberikan uang tip, sumbangan, serta doa untuk kemajuan pesantrennya. Bahkan ada salah satu anggota kepolisian yang pernah meng-order dan memberikan sumbangan setiap bulan 350 ribu. Hal tersebut bahkan dilakukan selama setahun terakhir ini.

5. Semangat dan tekad menciptakan santri yang hafal Al-quran 30 juz


Mewujudkan mimpi untuk membuat anak-anak hafal Al-quran memang sebuah tugas berat yang harus diemban, terlebih Nurul Iman bukanlah yayasan yang bisa menggaji guru dari luar. Tak kehabisan akal, Endang menjadikan adiknya sebagai pengurus pondok untuk membantunya mengajar para santri. Kini, dari keseluruhan 126 santriwati Pondok pesantren Nurul Iman dengan rentan usia 9 hingga 20 tahun, 11 di antaranya sudah menuntaskan hafalan Al-Quran mereka. 6 dari mereka masih tinggal di pondok karena harus membantu santri lain selama tiga bulan, baru setelahnya mendapat ijazah.

Sosok Endang yang membiayai 126 santrinya ini patut menjadi inspirasi. dari beliau kita belajar bahwa tidak perlu kaya untuk berbagi, percaya Tuhan akan membalas niat dan perbuatan baik yang kita lakukan tanpa pamrih. semoga kita semua bisa menjadi orang yang ikhlas, mau berbagi dan membantu sesama.

Sumber: pastiseruMewujudkan mimpi untuk membuat anak-anak hafal Al-quran memang sebuah tugas berat yang harus diemban, terlebih Nurul Iman bukanlah yayasan yang bisa menggaji guru dari luar. Tak kehabisan akal, Endang menjadikan adiknya sebagai pengurus pondok untuk membantunya mengajar para santri. Kini, dari keseluruhan 126 santriwati Pondok pesantren Nurul Iman dengan rentan usia 9 hingga 20 tahun, 11 di antaranya sudah menuntaskan hafalan Al-Quran mereka. 6 dari mereka masih tinggal di pondok karena harus membantu santri lain selama tiga bulan, baru setelahnya mendapat ijazah.

Sosok Endang yang membiayai 126 santrinya ini patut menjadi inspirasi. dari beliau kita belajar bahwa tidak perlu kaya untuk berbagi, percaya Tuhan akan membalas niat dan perbuatan baik yang kita lakukan tanpa pamrih. semoga kita semua bisa menjadi orang yang ikhlas, mau berbagi dan membantu sesama.

Sumber: pastiseru /cerpen 


0 Response to "Masya Allah Salut! Bapak Driver Gojek Ini Rela Mengurus "126 Santri" Seorang Diri, Siapa Sangka Pas Tahu "Kehidupannya" Kamu Pasti Bercucuran Air Mata!"

Posting Komentar