Merinding bacanya.. Selagi Sempat, Berbaktilah Kepada Orang Tua Kita!

Merinding bacanya.. Selagi Sempat, Berbaktilah Kepada Orang Tua Kita!

Jadi sore itu, di suatu masjid di kompleks elit kota bogor.

“wan, mau kemana, tidak santap makan dulu?”

“lain kali aja, udah sore pulang dulu, sampai ketemu lagi ya, salam buat keluarga”

Saya lihat dia pergi tergesa gesa, seorang teman dari belakang saya berkata

“tidak usah heran rief, dia itu shubuh dan senja biasa mandiin ibu nya sejak terkena stroke. Mengganti pampers kalo pup dan ngajak jalan jalan saban pagi hari agar terkena sinar matahari. Padahal dia kaya, nyewa perawat bisa. Tapi dia tidak mau, malah dia mengurus sendiri semuanya. Dia tidak pernah ingin ambil job yang membuat dia mesti menginap ninggalin rumah. Padahal proyek-proyek besar banyak yang perluin dia. Sabar banget dia.”

Saya tersenyum…

Diantara sekian orang yg lebih memilih memasukan orang tuanya ke panti jompo atau membayar suster buat merawat orang tua. Dia lebih memilih melakukannya sendiri. Bakti anak terhadap orang tuanya.

“Pernah tidak kamu tanya mengapa dia mau lakukan itu?”

“Pernah, dia bilang, 9 bulan berisi dengan beban, 2 tahun menyusui penuh menahan berbagai hal dan larangan. Mengorbankan masa mudanya buat bersabar merawat saya, menahan amarah atas kejahilan saya, kekeliruan saya, kenakalan saya, keisengan saya. Mengorbankan kebebasannya untuk melindungi saya. Memastikan perut saya terisi makanan dan istirahat dengan pulas disaat beliau istirahat dalam kondisi menahan lapar dan tak tidur karena melindungi saya dari gigitan nyamuk. Tak kenal lelah melihat saya. Menasehati dan memperjuangkan hidup saya dengan mengesampingkan perasaan mau menikmati kesenangan pribadinya.

Lalu, anak macam apa saya bila membiarkan ibu diurus oleh bukan anak yg dibela belanya dulu? Anak macam apa saya bila merasa berat mengurus ibu yg sudah mati matian menyamankan dan melindungi saya?

Anak macam apa saya bila membiarkan masa tua ibu saya tanpa bisa menerima kebajikan anaknya sebagai balasan atas pengorbanan selama hidupnya?

Anak macam apa saya bila pekerjaan dan duit lebih saya pentingkan daripada mengurus orang tua yang telah jelas jelas paling berjasa atas kehidupan saya?

Saya tak mau menyesal bila ibu saya meninggal disaat saya belum membuktikan cinta dan rasa sayang serta bakti saya kepadanya”

Saya terdiam dan tak terasa air mata meleleh di pipi saya…

Teringat mama saya dan uban yg mulai mengisi kepalanya..

Dari Saudara Arief Rakhmanto

Hikmah atau pengetahuan apa yang dapat Anda ambil dari cerita ini?

Silahkan boleh tuliskan perasaannya di kolom komentar.

Apabila cerita ini dirasa bermanfaat, silahkan di share supaya banyak orang lagi yang mendapatkan faedah yang sama…

sumber: reseplezatbunda

0 Response to "Merinding bacanya.. Selagi Sempat, Berbaktilah Kepada Orang Tua Kita!"

Posting Komentar